Latar Belakang : Indonesia sedang menuju ke struktur penduduk tua dimana dalam 5 dekade terakhir persentase lansia meningkat sekitar 2 kali lipat. Tidur adalah salah satu faktor penting yang memengaruhi penuaan dan kualitas hidup lanjut usia. Penelitian pada tahun 2018 di kawasan Asia menunjukkan 44% lansia memiliki kualitas tidur yang buruk, dan diikuti dengan berbagai dampak seperti kelelahan, kemandirian dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, activity of daily living (ADL), status pola makan, dan kebiasaan merokok dengan kualitas tidur pada lansia di Indonesia.
Metode : Studi ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan data potong lintang yang dikumpulkan dari penelitian Indonesian Family Life Survey-5 (IFLS-5) tahun 2014-2015. Sampel penelitian terdiri dari 3104 responden lansia. Variabel independen dianalisis menggunakan Pearson chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik multivariat.
Hasil : Mayoritas responden memiliki usia 60-74 tahun (85%) dan wanita (57,9%). Jumlah responden yang mengalami gangguan kualitas tidur, aktivitas fisik ringan-sedang, ADL tidak mandiri, status pola makan buruk, dan merokok masing-masing adalah 21,9%, 82,9%, 6,9%, 99,6%, dan 40,6%. Berdasarkan analisis multivariat, terdapat hubungan yang bermakna antara usia, aktivitas fisik, ADL, dan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pada lansia (p<0,05), dengan ADL memiliki risiko tertinggi yang berpengaruh pada kualitas tidur dari semua variabel yang dianalisis (OR 1,688; 95% CI 1,247 - 2,285).
Kesimpulan : Proporsi lansia yang memiliki kualitas tidur buruk di Indonesia adalah 21,9%. Penelitian ini menemukan hubungan yang bermakna antara usia, aktivitas fisik, ADL, dan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pada lansia di Indonesia. Faktor yang paling berperan pada kualitas tidur adalah ADL. |