Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim menjadi permasalahan yang sangat perlu mendapat perhatian pada saat ini di Indonesia. Kesadaran dan tanggung jawab menjaga kelestarian bumi diwujudkan perusahaan dengan melakukan pemasaran berkelanjutan (sustainability marketing) yang mengajak konsumen untuk berpartisipasi dalam gerakan peduli lingkungan. Jumlah penduduk Indonesia usia 20 tahun hingga 40 tahun di tahun 2020 berjumlah 34 % dari total penduduk Indonesia. Mereka adalah generasi milenial, memiliki daya beli yang cukup signifikan, dan merupakan kelompok konsumen yang paling kuat di pasar. Penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa konsumen generasi ini memiliki kesadaran sosial, budaya, dan peduli dengan lingkungan. Di Indonesia kajian mengenai perilaku hijau generasi milenial belum banyak dilakukan. Pemasaran sosial menjadi tema unggulan penelitian dalam Rencana Strategis Penelitian Unika Atma Jaya. Untuk mencapai rencana penelitian tersebut, penelitian ini berfokus pada cause-related marketing (CRM), yaitu inisiatif perusahaan mengarahkan usaha pemasarannya untuk mengembangkan kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap masalah sosial tertentu (Varandarajan & Menon, 1988). Mempunyai agenda kegiatan pro-sosial menjadi tren yang dilakukan perusahaan pada saat ini. Namun demikian penelitian mengenai CRM khususnya bagi target konsumen generasi milenial, masih terbatas. Urgensi masalah lingkungan menjadi salah satu tema riset unggulan Unika Atma Jaya khususnya FEB yang memiliki roadmap studi mengenai perkotaan, dan kemajuan kualitas hidup manusia umumnya. Sejak tahun 2015, penulis berkontribusi melakukan penelitian dalam bidang pemasaran hijau dan pemasaran sosial yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, memiliki beberapa publikasi internasional bereputasi (Scopus), dan terindex SINTA. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bahwa pembingkaian pesan dan pemilihan daya tarik pesan akan berpengaruh terhadap keefektifan program green CRM. Rasionalnya adalah pembingkaian pesan emosional (cause focused, negative framing, other-benefit, fear/guilt appeal) memiliki daya tarik emosional, membuat konsumen merasa terlibat dengan masalah, dan kemudian membuatnya memberikan donasi bagi yang membutuhkan. Respon konsumen pada akhirnya yang diharapkan adalah partisipasi konsumen untuk ikut melestarikan bumi dan memperbaiki kualitas hidup. Keefektifan green CRM diukur dari sikap konsumen terhadap merek, keinginan konsumen untuk memberikan donasi bagi masalah lingkungan, dan keinginan konsumen untuk berperilaku hijau. Consumer involvement dan altruisme turut dipertimbangkan sebagai moderasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan partisipan konsumen muda di Jakarta. Untuk mencapai tujuan penelitian ini akan dilakukan 4 studi, yaitu studi 1 dan 2 pada penelitian tahap pertama (Tahun I), studi 3 dan 4 pada penelitian tahap kedua (Tahun II). Pada studi 1 dan 2 akan diuji mengenai perlunya menyampaikan cause/masalah pada pesan motif kelestarian bumi, pesan dengan positive/negative framing, dan peran moderasi keterlibatan konsumen dengan masalah, Selanjutnya pada studi 3 dan 4 akan diuji mengenai pembingkaian/framing rasa takut, bersalah dan rasa malu pada pesan hijau untuk milenial muda. Keberhasilan penelitian ini akan berdampak positif, bagi perusahaan penelitian ini memberikan kontribusi menciptakan alternatif taktik CSR dan promosi perusahaan yang efektif dalam upaya konservasi alam, yaitu melalui pembentukan sikap merek yang positif. Secara lebih luas, bentuk promosi ini tidak hanya menguntungkan bagi merek, melainkan juga dapat mempengaruhi konsumen untuk berpartisipasi melestarikan bumi. Luaran penelitian tahap pertama dan tahun kedua masing-masing berupa artikel ilmiah di jurnal internasional terindex Scopus. Target akhir TKT=3. |