Pendahuluan. Demam tifoid merupakan penyakit yang cukup serius dan dapat mengancam nyawa. Pada tahun 2000, terdapat 2,16 juta kasus tifoid di dunia dan sekitar 216.000 meninggal, serta lebih dari 90% morbiditas dan mortalitas terjadi di Asia. Ampisilin digunakan sebagai pengobatan lini pertama terhadap penyakit ini. Selanjutnya, fluorokuinolon digunakan sebagai pengganti karena adanya peningkatan resistensi terhadap antibiotik lini pertama. Tujuan penelitian ini untuk melihat korelasi penggunaan antibiotika ciprofloxacin terhadap munculnya Salmonella Typhi sensitif ampisilin.
Metode. Studi ini merupakan telaah sistematik yang menggunakan panduan PRISMA. Pencarian dilakukan terhadap jurnal yang melaporkan suseptibilitas Salmonella Typhi terhadap antibiotik ciprofloxacin dan ampisilin pada demam tifoid. Pencarian studi dilakukan menggunakan database, yaitu PubMed, Cochrane, serta Proquest dengan kata kunci yang sudah ditetapkan dari jurnal yang terpublikasi pada tahun 1991-2021. Seleksi serta penyaringan studi dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Jurnal yang tersaring akan dinilai menggunakan kriteria dari JBI.
Hasil. Pada awal pencarian didapatkan 1542 jurnal dan yang memenuhi kriteria penelitian ini adalah 16 jurnal. Pada tahun 1996, S. Typhi yang resisten terhadap ciprofloxacin sebesar 0%, sedangkan 3,5% resisten terhadap ampisilin. S. Typhi yang resisten terhadap ampisilin terus meningkat hingga tahun 2005, di mana terdapat 19,3% isolat yang resisten terhadap ciprofloxacin dan 13,3% resisten ampisilin. Dari tahun 2005-2014, jumlah S. Typhi yang resisten terhadap ciprofloxacin selalu lebih tinggi dari yang resisten terhadap ampisilin. Selanjutnya pada tahun 2016-2019, S. Typhi yang resisten terhadap ciprofloxacin meningkat dari 8,1% menjadi 95%, sedangkan ampisilin meningkat kembali dari 27,5% menjadi 85,2% terkait dengan resistensi tinggi yang terjadi di Asia Selatan serta Timur. Jurnal yang ditemukan memiliki kriteria suseptibilitas serta resisten dari CLSI yang sama. Dengan metode MIC, terdapat 41/300 (13,7%) isolat resisten ciprofloxacin dan 61/82 (74,4%) resisten ampisilin.
Kesimpulan. Secara umum, terdapat peningkatan Salmonella Typhi resisten ciprofloxacin, sementara itu terjadi penurunan S. Typhi resisten ampisilin. S. Typhi yang resisten terhadap ciprofloxacin meningkat dari 1996-2019, sedangkan terhadap ampisilin menurun hingga tahun 2015 dan meningkat kembali dari 2016-2019. |