Latar Belakang : Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit yang disebabkan oleh refluks asam lambung menuju esofagus, faring, laring dan traktus respiratorius sehingga menimbulkan gejala seperti heartburn dan regurgitas. GERD mungkin memainkan peran yang patogenik dalam gangguan tidur yang dapat memengaruhi kualitas tidur.
Tujuan : Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gastroesophageal reflux disease (GERD) terhadap kualitas tidur.
Metode : Penelitian secara potong lintang dilakukan di DKI Jakarta. Data demografis dan karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, status menikah, tingkat edukasi serta indeks massa tubuh (IMT) dan kebiasaan konsumsi alkohol dan rokok diperoleh. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah GERD-Q dan PSQI yang merupakan kuesioner self-assessment dan telah divalidasi ke dalam Bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan chi square untuk mencari hubungan antara GERD dengan kualitas tidur.
Hasil : Penelitian ini mendapatkan 92 responden dengan GERD yang berada di Jakarta memiliki usia rerata 25 tahun dengan rentang usia yang paling banyak ada di umur 18 - 30 tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah pria 47 (51,1%). Sebagian besar responden yang mengikuti penelitian ini belum menikah, yaitu 72 (78,3%). Tingkat pendidikan responden terbanyak pada penelitian ini adalah SMA 59 (64,1%). Indeks massa tubuh (IMT) rerata responden adalah 22,6 yang dimana sebagian besar responden memiliki IMT yang normal, yaitu sebesar 50 orang. Responden yang merokok dan mengonsumsi alkohol terdapat sebesar 9 (9,8%) sedangkan yang tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol sebesar 83 (90,2%). Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dengan kualitas tidur (p-value = 0,314) pada pasien di Jakarta
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dengan kualitas tidur. |