Di Indonesia kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling tinggi angka penderitanya. Umumnya masyarakat memandang kanker sebagai suatu penyakit yang mematikan. Pada umumnya, penyintas yang berhasil melewati rangkaian pengobatan kanker payudara mengalami perubahan stamina tubuh, memiliki bekas luka dari pengobatan, emosi yang tidak stabil, hingga perubahan pandangan hidup. Agar masalah dapat teratasi dan dapat memiliki hidup dengan seimbang, penyintas perlu melakukan penyesuaian diri. Penelitian melihat gambaran upaya penyesuaian diri dari 16 aspek yang dikemukakan Schneiders. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendapatkan gambaran penyesuaian diri individu dan melakukan wawancara untuk pengambilan data. Partisipan penelitian adalah 3 perempuan yang berusia dewasa muda yakni usia 20 – 39 tahun, merupakan penyintas kanker payudara. Pencarian partisipan dilakukan dengan metode purposive sampling dengan unit analisis individu. Data yang didapat divalidasi dengan metode member checking. Dari hasil penelitian, dapat tergambarkan analisis tematik mengenai gambaran penyesuaian diri ketiga partisipan. Ketiga partisipan mengalami perubahan dalam pengelolaan emosi, pola hidup, cara pandang terhadap hidupnya, dan tergambar pula pengaruh kepercayaan/nilai yang dianut, serta aspek yang paling menonjol di masing-masing partisipan. Hasil penelitian dapat dikaitkan dengan faktor keluarga, budaya, serta agama. Aspek yang terlihat dapat menjadi dasar upaya penyesuaian diri dalam penelitian ini ialah self control dan self development. Perbedaan status pernikahan dapat mempengaruhi tema tujuan hidup dan cara pandang di kehidupan. Penelitian berikutnya dapat melihat proses penyesuaian diri, hubungannya dengan faktor. Peneliti menyarankan melakukan wawancara tatap muka untuk penelitian berikutnya. |