Stroke iskemik tergolong penyakit yang memperlukan pertolongan segera, karena tersumbat pembuluh darah secara mendadak pada otak. Hal ini mengakibatkan penderita membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari. Penderita stroke biasanya merasa rendah diri, emosi yang tidak terkontrol, dan selalu ingin diperhatikan. Maka, keluarga yang dituntut untuk memberikan dukungan maksimal untuk kesembuhan penderita stroke. Keluarga yang merawat dinamakan caregiver. Caregiver perempuan cenderung teliti dalam merawat, namun sensitif akan dukungan secara emosional.
Hal ini memunculkan berbagai permasalahan pada caregiver di antaranya permasalahan interpersonal, pengaturan emosi dan perubahan perilaku, dan kesulitan menyeimbangkan pekerjaan dan membantu penderita stroke. Namun, dapat diatasi dengan self-compassion. Self-compassion terdiri dari tiga aspek, yakni self-kindness, common humanity, dan mindfulness. Pandemi COVID-19 membuat caregiver mudah merasa stres, dan sulit untuk mengatur emosi. Maka, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai self-compassion pada caregiver perempuan stroke iskemik selama pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Terdapat empat partisipan berjenis kelamin perempuan, dan berusia di atas 25 tahun. Data yang diambil secara online melalui aplikasi dalam jaringan dan tatap muka. Analisis data menggunakan metode naratif. Ditemukan bahwa self-compassion di alami partisipan partisipan berusaha untuk mengendalikan emosi, memaafkan kelalaian, dan berpikir secara objektif. Walaupun masih terdapat perilaku menyalahkan diri, pikiran mengenai paling lelah, dan terbawa emosi dalam aktivitas sehari-hari. Ada juga temuan yang tidak diteliti seperti konflik peran, pentingnya dukungan dalam merawat, serta religiusitas yang membantu partisipan dalam merawat. Penelitian ini menghasilkan saran agar instansi kesehatan dapat menginformasikan mengenai self-compassion kepada caregiver stroke iskemik. |