Perempuan Tionghoa yang menikah dengan laki-laki berbeda etnis dapat menghadapi berbagai macam permasalahan yang salah satunya dapat diakibatkan oleh ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri karena perbedaan budaya, dominasi budaya, perbedaan cara berkomunikasi, tekanan sosial dari lingkungan sekitar, dan adanya prasangka terhadap budaya lain. Faktor-faktor ini menimbulkan ketegangan antara individu dengan lingkungan sekitar seperti keluarga, pasangan, hingga masyarakat yang membuat perempuan Tionghoa harus menghadapi tekanan dari keluarga maupun pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bentuk dukungan sosial dan sumber dukungan sosial oleh perempuan Tionghoa yang menikah dengan laki-laki berbeda etnis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Teknik pemilihan yaitu purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semi terstruktur pada tiga perempuan Tionghoa yang menikah dengan laki-laki berbeda etnis dan masih tinggal bersama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dukungan sosial diperoleh para partisipan antara lain integrasi sosial, emosional, penghargaan, informasional, dan instrumental. Bentuk dukungan yang paling banyak didapatkan adalah integrasi dan emosional. Bentuk integrasi sendiri seperti berkegiatan bersama keluarga dan komunitas keagamaan. Untuk emosional seperti berdoa bersama, mendapatkan semangat, menjalin komunikasi, mendapatkan kepercayaan, dan dorongan. Namun, tidak semua partisipan menerima bentuk dukungan yang sama dalam segi waktu dan sumber. Partisipan lebih memperoleh dukungan dari sumber komunitas gereja dibandingkan sumber keluarga. |