Artikel ini bertujuan untuk menguraikan nilai sosio-kultural perempuan Halmahera yang dikenal dengan istilah Moyooka, dalam penghidupan rumah tangga di wilayah pedesaan. Penelitian ini dilaksanakan di Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus atas peran sosio-kultural perempuan Halmahera dalam mempertahankan keberlanjutan penghidupan rumah tangga di wilayah pedesaan berdasarkan kultur suku Boeng (Desa Tunuo) dan Suku Huboto (Desa Pitu). Proses pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Adapun, pengolahan data menggunakan teknik triangulasi yang didukung aplikasi Nvivo 12 Plus untuk menjamin keabsahan informasi yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa simbol dan objek material berbasis kultur Moyooka memengaruhi struktur dan fungsi sosial serta menentukan keberlanjutan penghidupan rumah tangga. Dalam konteks Moyooka, keberlanjutan penghidupan rumah tangga didukung oleh ketersediaan sumberdaya, mobilitas dan kapabilitas akses. Namun, konteks kerentanan (guncangan dan kecenderungan), dalam hal ini yang disebabkan oleh pandemik Covid-19 dan kecenderungan perubahan atau fluktuasi harga beli kopra, memengaruhi ketahanan penghidupan rumah tangga di bidang pertanian dan pariwisata. |