Anda belum login :: 23 Nov 2024 04:00 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
GAMBARAN KESEPIAN PADA REMAJA DENGAN AYAH TUNGGAL KARENA PERCERAIAN
Bibliografi
Author:
Wikarsa, Olivia Kezia
;
Priadi, Mohammad Adi Ganjar
(Advisor)
Topik:
kesepian
;
perceraian
;
ayah tunggal
;
remaja
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2022
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
201807510045, Olivia Kezia Wikarsa, Mohammad Adi Ganjar Priadi, M.Si., Psikolog, Gambaran Kesepian pada Remaja dengan Ayah Tunggal karena Perceraian,19 Agustus 2022.pdf
(1.39MB;
14 download
)
201807510045_Olivia Kezia Wikarsa_LembarAdministrasi.pdf
(719.17KB;
0 download
)
Abstract
Perceraian memiliki dampak kepada psikologis anak salah satunya adalah perasaan kesepian. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya komunikasi akibat adanya perubahan fungsi keluarga yang terjadi karena perceraian. Remaja biasanya lebih menyadari adanya perubahan yang terjadi di dalam keluarganya sehingga terkadang sulit bagi remaja menempatkan diri dalam situasi perceraian orang tua. Biasanya setelah perceraian, hubungan afeksi antara ayah dan anak remajanya akan berdampak negatif tetapi tidak dengan ibunya. Jumlah ayah tunggal yang jauh lebih sedikit di Indonesia juga menimbulkan adanya keraguan di masyarakat akan kemampuan seorang ayah berperan ganda di dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat gambaran kesepian pada remaja akhir dengan ayah tinggal karena perceraian. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan deskriptif, homogeneous purposive sampling. Metode pengambilan data menggunakan alat ukur DeJong Gierveld Loneliness Scale (dJGLS) dan wawancara. Alat ukur disebarkan kepada partisipan yang memiliki kriteria yang sesuai untuk melihat tingkat kesepian, yaitu remaja dengan usia 15-21 tahun dan tinggal bersama ayah tunggal karena perceraian yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Partisipan yang dengan kesepian akan dipilih untuk dilakukannya wawancara. Alat ukur diisi oleh enam partisipan namun hanya tiga partisipan yang melanjutkan ke proses wawancara karena tiga partisipan lainnya menunjukkan kesepian normal. Hasil penelitian yang dilakukan kepada tiga partisipan menunjukkan bahwa ketiga remaja mengalami kesepian secara emosional maupun sosial. Emotional loneliness yang dirasakan meliputi perasaan sedih, sendiri, kehilangan, dan tidak mampu membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain. Social loneliness yang dirasakan meliputi kurang memiliki keterampilan bersosialisasi, kurangnya hubungan dengan orang lain selain keluarga, dan tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial. Dua dari tiga partisipan mengalami situational loneliness, sedangkan satu partisipan lainnya mengalami chronic loneliness. Peneliti merekomendasikan pentingnya mencari bantuan profesional bila memang dirasa perasaan kesepian yang dialami sudah mengganggu keseharian. Selain itu, peneliti juga merekomendasikan pentingnya komunikasi yang baik antara keluarga untuk mencegah atau mengurangi perasaan kesepian.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.1875 second(s)