Latar belakang: Kecemasan merupakan hal umum yang dialami oleh mahasiswa kedokteran saat ini. Dalam masa pandemi COVID-19, mahasiswa mungkin mengalami peningkatan gejala-gejala kecemasan dan penurunan aktivitas fisik. Kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak buruk pada performa akademis mahasiswa, profesionalisme, dan empati terhadap pasien. Banyak teori yang berusaha menjelaskan hubungan antara gejala kecemasan dengan aktivitas fisik seseorang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gejala kecemasan yang dialami mahasiswa Prodi Sarjana Kedokteran FKIK Unika Atma Jaya selama masa pandemi COVID-19 dengan aktivitas fisik mereka.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang melibatkan 329 mahasiswa Prodi Sarjana Kedokteran FKIK Unika Atma Jaya. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) dan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square menggunakan program STATA.
Hasil: Sebagian besar partisipan tidak mengalami gejala kecemasan (58,66%) dan melakukan aktivitas fisik sedang (52,58%). Gejala kecemasan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan aktivitas fisik (p=0,63).
Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara gejala kecemasan selama pandemi COVID-19 dengan aktivitas fisik pada mahasiswa Prodi Sarjana Kedokteran FKIK Unika Atma Jaya. |