LATAR BELAKANG : Berdasarkan laporan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017, Jakarta menempati urutan ke-1 sebagai provinsi dengan jumlah penderita tuberkulosis terbanyak di Indonesia, yaitu sebesar 37.114 penderita. Kondisi tersebut dapat terjadi karena masih rendahnya tingkat kepatuhan berobat di Jakarta, terutama di daerah Jakarta Barat. Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, tingkat kepatuhan pengobatan pemderita tuberkulosis paru di Jakarta Barat hanya mencapai 48.62% tahun 2017. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, faktor utama yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan seseorang adalah pengetahun dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan terbentuknya perilaku patuh berobat pada penderita tuberkulosis paru di Kecamatan Tambora.
METODE : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Sampel pada penelitian ini merupakan penderita tuberkulosis paru yang berobat di Puskesmas Wilayah Kecamatan Tambora. Data penelitian diambil dengan metode stratified random sampling. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan mengunakan uji Chi Square.
HASIL : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan tuberkulosis paru (p=0.001), sikap dengan kepatuhan pengobatan tuberkulosis paru (p=0.000), dan pengetahuan dengan sikap terhadap tuberkulosis paru (p=0.000).
KESIMPULAN : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap penderita tuberkulosis paru dengan kepatuhan pengobatan di Kecamatan Tambora. Oleh karena itu, petugas kesehatan di puskesmas diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai penyakit tuberkulosis paru, agar para penderita penyakit tuberkulosis paru dapat memiliki pengetahuan dan sikap yang baik. Dengan demikian, para penderita akan berperilaku patuh dalam menjalankan pengobatan. |