Manusia pada umumnya berbelanja untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, nyatanya seiring perkembangan zaman pembelian dan pemakaian suatu barang terkadang bukan karena untuk memenuhi kebutuhan, melainkan atas dasar spontanitas dan adanya faktor keinginan yang kurang rasional, seperti mengikuti trend, gengsi, menaikan prestise, serta berbagai alasan lainnya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi motivasi belanja hedonis terhadap kecenderungan impulsive buying di marketplace pada remaja perempuan berusia 12 hingga 21 tahun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Penelitian ini dilakukan karena meskipun sudah banyak studi yang mengkaji peran motivasi belanja hedonis terhadap kecenderungan melakukan impulsive buying, namun masih jarang yang dilakukan pada remaja perempuan. Perilaku belanja remaja perempuan memiliki kekhasan baik terkait motivasi belanja hedonis maupun kecenderungan melakukan impulsive buying, terutama pada konsumsi melalui marketplace
Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan teknik uji hipotesis Pearson correlation coefficient dengan alat bantu statistik SPSS 26. Responden pada penelitian ini berjumlah 96 orang dan peneliti menggunakan teknik convenience sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Alat ukur dalam penelitian ini mengikuti kerangka konseptual yang disusun oleh Ozen dan Engizek, dan Verplanken dan Herabadi. Kedua alat ukur tersebut sudah dikembangkan oleh Zurit, Ariyanti dan Sumrahadi, dan Setyaningtyas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak dan hipotesis alternatif diterima, maka terlihat bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari motivasi belanja hedonis terhadap kecenderungan impulsive buying di marketplace pada remaja perempuan di Jabodetabek. Implikasi penelitian ini bermanfaat baik bagi pemasaran produk di marketplace, khususnya dengan target konsumen remaja perempuan, maupun untuk program edukasi konsumsi bagi remaja perempuan untuk lebih kritis dalam pola konsumsi mereka. |