Goji dengan nama latin Lycium barbarum merupakan tanaman asal Cina yang termasuk sebagai salah satu agen antikanker alami. Konon, orang Cina mengatakan bahwa Goji memiliki banyak efek farmakologis seperti penambah darah, sumber antioksidan, meningkatkan kemampuan mengontrol gula darah, meningkatkan energi, meningkatkan sistem imunitas, dan banyak efek kesehatan lain yang berkaitan dengan hati, ginjal, mata, dan bahkan dapat digunakan sebagai makanan diet. Goji dianggap sebagai “superfruit” disebabkan adanya kandungan senyawa aktif penting yang dimiliki antara lain karotenoid (zeaxanthin-dipalmitat), polifenol, skopoletin, flavonoid, dan asam organik beserta turunannya. Salah satu efek farmakologis yang akan dibahas dalam studi ini adalah aktivitas antikankernya dimana menurut beberapa penelitian, aktivitas tersebut tidak hanya melalui satu jalur saja melainkan beberapa jalur onkogenik, tumor suppressor, apoptosis, dan proliferasi. Adanya aktivitas antikanker tersebut disebabkan karena kandungan antioksidan dengan aktivitas proapoptosis dan antiproliferatifnya terhadap sel kanker. Karsinogenesis merupakan suatu proses dimana sel normal berubah atau bertransformasi menjadi sel kanker. Jalur onkogenik, tumor suppressor, apoptosis, dan proliferasi yang berperan dalam mekanisme aksi antikanker yang telah ditemukan saat ini meliputi RTK/RAS, Nrf2, PI3K, TGF-ß, Wnt, Myc, p53, siklus sel, Notch, dan Hippo. Mekanisme antikanker yang terlibat pada mekanisme aksi Goji berbeda tergantung pada jenis kanker. Dari berbagai jaur pensinyalan kanker yang berperan, terdapat suatu jalur kematian sel yang dapat menghubungkan beberapa jalur tersebut dimana melibatkan ‘caspase’. Walaupun Goji merupakan bahan alam, tak menutup kemungkinan Goji memiliki efek toksik. Oleh karena itu, dosis. interaksi, dan toksikologi dari Goji pun juga perlu untuk dipahami. Studi ini akan membahas berbagai jalur, toksikologi, dosis, dan interaksi dari Goji tersebut. |