Latar Belakang: Pandemi Coronavirus 2019 atau yang sering disebut dengan COVID-19 masih menjadi salah satu masalah yang mendunia hingga saat ini. Beberapa studi menyatakan bahwa status gizi terutama obesitas dan berat badan kurang berperan dalam tingkat keparahan COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan infeksi COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Tujuan: Mengetahui hubungan antara status gizi dengan infeksi COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong lintang menggunakan data kuesioner yang diambil secara daring melalui tautan Google-Form. Penelitian ini dilakukan kepada 109 responden dan dianalisis menggunakan uji Rank-Spearman. Variabel bebas penelitian ini adalah status gizi sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah infeksi COVID-19. Hasil: Dari 109 responden, status gizi responden terbanyak terdapat pada kategori normal sebanyak 49 orang (45%) dan terendah pada kategori berat badan kurang sebanyak 5 orang (4,6%). Gejala yang paling sering dialami oleh subjek penelitian adalah saturasi oksigen >95% (90,8%), diikuti dengan frekuensi napas 12-20x/menit (86,2%) dan batuk (85,3%). Sebanyak 81 orang (74,3%) mengalami infeksi COVID-19 dalam ketegori gejala ringan dan 28 orang (25,7%) mengalami infeksi COVID-19 dalam kategori gejala sedang. Lalu, pada kategori normal, terdapat 35 orang (43,2%) yang mengalami gejala ringan dan 14 orang (50%) yang mengalami gejala sedang. Analisis data menunjukkan tidak tedapat hubungan bermakna antara status gizi dengan infeksi COVID-19 (p = 0,549) Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan infeksi COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Atma Jaya. |