| Sulfametoksazol ditemukan dapat menyebabkan sejumlah resistensi dan perlu dilakukan pemantauan kadar obat (PKO). Metode analisis untuk pemantauan kadar sulfametoksazol dalam darah diperlukan untuk memastikan kadar terapeutik dan menjamin keamanan pasien. Metode analisis yang digunakan adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan pemisahan menggunakan kolom GIST® C18 (150 x 4,6 mm, 5 µm) pada suhu 30°C. Fase gerak terdiri dari 1% asam asetat glasial (pH 2,5 ± 0,1) : metanol : asetonitril (70:25:5, v/v/v) dengan kecepatan alir 0,8 mL/menit. Deteksi menggunakan detektor PDA pada ? 190-800 dan dikuantifikasi pada ? 265 nm. Preparasi sampel plasma menggunakan metode presipitasi protein dengan asetonitril sebagai solven pengendap (1:3, v/v). Metode ini terbukti valid memenuhi parameter validasi bioanalisis. Pada selektivitas terbukti tidak ada puncak pengganggu plasma pada waktu retensi analit. Metode linear dalam rentang konsentrasi 1,6 – 12 µg/mL (r = 0,998), Akurat dan presisi dengan nilai %kesalahan dan %RSD (=10,72% dan =4,48%) serta LLOQ (7,54% dan 4,52%). Sulfametoksazol dalam plasma dinyatakan stabil selama 24 jam disimpan pada suhu 25 ? ± 2 ? dan disimpan dalam autosampler, stabil selama 1 bulan disimpan pada suhu -20 ?, serta stabil selama 3 siklus beku dan cair. Dengan demikian metode ini dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk pemantauan kadar obat dalam plasma pada pasien yang menggunakan terapi SMZ. |