Latar belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama stroke di Indonesia. Tingginya tekanan darah dapat memperparah perjalanan penyakit stroke. Hasil penelitian mengenai hubungan riwayat hipertensi dan tekanan darah saat masuk dengan tingkat keparahan stroke masih kontroversial. Tujuan: Mengetahui hubungan riwayat hipertensi dan tekanan darah saat masuk dengan tingkat keparahan stroke berdasarkan National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) saat masuk di Rumah Sakit Atma Jaya tahun 2014-2019. Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan metode cross sectional terhadap 369 pasien stroke di Rumah Sakit Atma Jaya tahun 2014-2019 berdasarkan total sampling yang memenuhi kriteria penelitian. Data terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tekanan darah saat masuk, riwayat hipertensi, jenis stroke, dan skor NIHSS saat masuk diambil dari stroke registry. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Spearman. Hasil: Didapatkan mayoritas pasien memiliki riwayat hipertensi (64,8%), tekanan darah masuk kategori hipertensi derajat 2 (45,3%), dan mengalami defisit ringan (47,4%). Uji Spearman mendapatkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat hipertensi (p=0,023) dan tekanan sistolik saat masuk (p=0,037) dengan tingkat keparahan stroke hemoragik. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat hipertensi (p=0,459), tekanan sistolik saat masuk (p=0,575), tekanan diastolik saat masuk (p=0,945) dengan tingkat keparahan stroke non hemoragik, dan tekanan diastolik saat masuk dengan tingkat keparahan stroke hemoragik (p=0,530). Kesimpulan: Hanya riwayat hipertensi dan tekanan sistolik saat masuk pada stroke hemoragik yang memiliki hubungan dengan tingkat keparahan stroke berdasarkan NIHSS saat masuk di RS Atma Jaya tahun 2014-2019. |