Latar belakang: Dari berbagai Gangguan Kepribadian, salah satu Gangguan Kepribadian yang paling umum dan penting pada remaja yaitu Gangguan Kepribadian Ambang. Mahasiswa kedokteran masih dalam rentang usia remaja menuju dewasa muda sehingga tidak kebal terhadap Gangguan Kepribadian Ambang. Mental yang sehat dibutuhkan untuk mencapai performa akademis yang baik dalam menempuh dunia pendidikan kedokteran yang ditentukan oleh mekanisme koping. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan Gangguan Kepribadian Ambang berkaitan dengan penggunaan mekanisme koping tertentu. Tujuan: Mengetahui angka kejadian Gangguan Kepribadian Ambang pada mahasiswa FKIK Unika Atma Jaya dan proporsi mekanisme kopingnya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dalam bentuk survei. Responden merupakan mahasiswa FKIK Unika Atma Jaya. Kuesioner McLean Screening Instrument for Borderline Personality Disorder (MSI-BPD) digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya Gangguan Kepribadian Ambang. Kuesioner Ways of Coping Questionnaire (Revised) (WOCQ (Revised)) digunakan untuk menentukan mekanisme koping. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring selama bulan September hingga Desember 2021. Dari 885 responden yang mengisi kuesioner, 878 responden memenuhi kriteria. Hasil penelitian: Terdapat 7,86% mahasiswa FKIK Unika Atma Jaya yang memiliki Gangguan Kepribadian Ambang dan sebanyak 46,377%, 30,435%, dan 20,290% berturut-turut menggunakan mekanisme koping tension reduction, seeking social support, dan wishful thinking. Gangguan Kepribadian Ambang ditemukan lebih banyak pada mahasiswa perempuan (81,16%) dibandingkan dengan laki-laki (18,84%). Gejala Gangguan Kepribadian Ambang yang paling banyak yaitu perasaan hampa yang kronis (98,55%). Kesimpulan: Angka kejadian Gangguan Kepribadian Ambang pada mahasiswa FKIK Unika Atma Jaya adalah sebesar 7,86%. Mekanisme koping paling banyak yang digunakan oleh mahasiswa yaitu wishful thinking (43,85%), tension reduction (31,55%), dan seeking social support (19,93%). Mekanisme koping paling banyak yang digunakan oleh mahasiswa dengan Gangguan Kepribadian Ambang yaitu tension reduction (46,377%), seeking social support (30,435%), dan wishful thinking (20,290%). |