Penyintas kanker payudara adalah mereka yang sejak didiagnosa dapat bertahan hidup setelah menjalani pengobatan hingga akhir kehidupan. Para penyintas dinyatakan mampu menjalani perjalanan sakitnya dikarenakan sikap yang memahami, menerima, dan tidak menghakimi diri. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari welas diri. Namun, istilah tersebut masih jarang diketahui para penyintas. Maka, penelitian ini berusaha menggambarkan tingkat welas diri dan klasifikasinya berdasarkan data demografis para penyintas kanker payudara. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menyebarkan kuesioner berbasis daring kepada penyintas kanker payudara yang berusia 25-64 tahun, didiagnosa dengan stadium 1-4 kanker payudara, dan berdomisili di Indonesia. Kuesioner terdiri dari informed consent, data demografis, dan 26 item Skala Welas Diri. Jumlah sampel adalah 43 penyintas kanker payudara dari berbagai daerah di Indonesia. Analisis dilakukan dengan statistik deskriptif dan tabel persebaran frekuensi. Hasil menunjukkan mayoritas penyintas dengan tingkat welas diri tinggi berasal dari kelompok lansia awal (46-55 tahun), berjenis kelamin perempuan, berstatus kawin, lulusan D3/S1, ibu rumah tangga, menderita kanker lebih dari lima tahun, berstadium dua, menjalani pengobatan kombinasi, dan bergabung dalam komunitas kanker. Data penelitian menunjukkan 32 dari 43 (74.419%; M = 3.974; SD = 0.559) penyintas kanker payudara memiliki tingkat welas diri tinggi. Artinya, para penyintas menunjukkan sikap yang mengasihi diri, merasa terhubung dengan orang lain, dan mampu melihat penderitaan sebagaimana adanya tanpa terjebak pada emosi negatif. |