Sefotaksim merupakan antibiotik sefalosporin generasi tiga. Staphylococcus aureus menunjukkan resistensi terhadap antibiotik sefotaksim. Salah satu strategi untuk mengurangi kasus resistensi dilakukan dengan kombinasi menggunakan senyawa yang memiliki modalitas berbeda hingga dihasilkan efek sinergis, salah satunya adalah senyawa bahan alam. Fukosantin dan eugenol merupakan senyawa bahan alam yang memiliki mekanisme aksi aktivitas antibakteri yang berbeda dengan sefotaksim. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan kombinasi antara sefotaksim dengan fukosantin dan/atau eugenol untuk mengetahui peningkatan aktivitas antibakterinya secara sinergis. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode mikrodilusi dan uji time-kill pada senyawa tunggal dan kombinasi dengan resazurin sebagai indikator penghambatan bakteri. Metode mikrodilusi kombinasi yang digunakan adalah metode checkerboard. Kemudian, uji dilanjutkan dengan pengujian time-kill. Hasil pengujian diinterpretasikan menggunakan nilai DRI, FICI, isobologram, dan grafik time-kill. Kombinasi sefotaksim dengan eugenol secara sinergis memberikan aktivitas antibakteri yang paling baik terhadap bakteri MRSA dan S.aureus, kombinasi sefotaksim dengan fukosantin secara sinergis memberikan aktivitas antibakteri yang paling baik terhadap bakteri S.aureus dan wild strain S.aureus, dan kombinasi sefotaksim dengan eugenol dan fukosantin secara indiferen memberikan aktivitas antibakteri yang paling baik terhadap bakteri MSSA. |