Pandemi COVID-19 membuat pemerintah Indonesia mengupayakan adanya Work From Home (WFH) untuk menekan penyebaran virus. Lalu terdapat model kerja baru yaitu hybrid working yang merupakan kombinasi antara WFH dan Work From Office (WFO). Karyawan generasi Z yang bekerja secara hybrid mengalami beberapa masalah seperti sering bekerja lembur, penurunan semangat kerja, kelelahan, dan kurangnya istirahat. Peran QWL untuk melihat persepsi pemenuhan kebutuhan karyawan dan peran work engagement untuk melihat kondisi positif karyawan terhadap pekerjaannya perlu diperhatikan demi meningkatkan kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Penelitian ini ingin meneliti hubungan antara QWL dan work engagement karyawan generasi Z yang bekerja secara hybrid. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian survey design. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 154 orang dengan kriteria usia 15-26 tahun, berdomisili di DKI Jakarta, dan sedang bekerja secara hybrid. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi dua alat ukur. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik non-parametrik Spearman’s correlation coefficient. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara QWL dan work engagement pada karyawan generasi Z yang bekerja secara hybrid. Hasil kategorisasi data juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat QWL dan work engagement yang tergolong tinggi. Dugaan peneliti adalah sebagian besar responden masih memiliki masa kerja hybrid yang pendek, yaitu satu hingga tiga bulan. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti karyawan dengan masa kerja lebih dari tiga bulan supaya dapat melihat perkiraan penurunan QWL dan work engagement karyawan sehingga perusahaan dapat membuat antisipasi dari penurunan tersebut. |