| Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan work life balance dan work engagement karyawan pada perusahaan. Covid-19 menyebabkan pandemi yang merubah seluruh sektor termasuk sektor perekonomian. Perubahan yang terjadi menyebabkan perusahaan mengalami perubahan pada sistem dan kebijakan kerja. Pada masa pandemi, perusahaan membutuhkan karyawan yang dapat beradaptasi dengan situasi yang terjadi. Perusahaan menyadari bahwa karyawan yang berkualitas dapat tercipta apabila karyawan memiliki work engagement. Work engagement pada karyawan dapat terbentuk apabila kondisi work life balance dalam perusahaan berhasil diterapkan dengan baik. Pada faktanya, banyak terdapat laporan mengenai penurunan produktivitas karyawan, sehingga diduga adanya masalah work engagement dalam perusahaan. Fenomena yang didapatkan dapat menjelaskan terjadinya penurunan work engagement karyawan dalam perusahaan. Penurunan work engagement karyawan juga diduga terjadi dikarenakan work life balance yang terganggu dalam perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 57 partisipan yang merupakan karyawan perusahaan GNA Group dan dikumpulkan dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Utrecht Work Engagement Scale dan Work Life Balance Scale. Kedua alat ukur sudah teruji valid dan reliabel. Peneliti menggunakan metode korelasi pearson sebagai teknik analisis data penelitian. Hasil penelitian membuktikan bahwa work life balance memiliki korelasi positif yang signifikan terhadap work engagement karyawan perusahaan GNA Group. Hasil korelasi antara kedua variabel mencapai 0.924. Tabel interpretasi milik Jonathan (2006) menjelaskan bahwa 0.924 merupakan hasil korelasi sangat tinggi. Tingginya hasil korelasi positif memperlihatkan bahwa variabel work engagement dan work life balance saling berhubungan satu sama lain. Faktor work engagement seperti job demands telah berhasil untuk dipenuhi karyawan meskipun terdapat perubahan kebijakan perusahaan selama masa pandemi. Job demands yang diberikan membuat karyawan tidak mencapai empat komponen yang dapat menunjang work life balance seperti waktu, ketegangan, perilaku, dan energi. Terganggunya work life balance menyebabkan personal resources karyawan menurun, meskipun personal resource dapat membuat karyawan dapat menghadapi job demands dalam perusahaan. Melalui penelitian ini, peneliti berharap bahwa pihak perusahaan GNA Group dapat memahami bahwa work life balance berperan penting terhadap peningkatan work engagement karyawan. Penting bagi perusahaan untuk mengetahui cara meningkatkan atau membentuk work life balance yang baik dalam perusahaan. Oleh karena itu, strategi perusahaan dalam menciptakan suasana yang baik dalam lingkungan kerja dan dukungan terhadap karyawan adalah hal utama yang harus diperhatikan untuk menciptakan work engagement karyawan. |