Latar Belakang : Henti jantung mendadak merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. kematian akibat henti jantung mendadak dapat dicegah dengan memberikan bantuan hidup dasar. Bantuan Hidup dasar pada pasien henti jantung berupa pemberian resusitasi jantung paru (RJP) dan defibrilasi cepat. Kualitas RJP yang diberikan sangat memengaruhi keberlangsungan hidup dari pasien. Sebagai calon tenaga medis sudah seharusnya mengetahui RJP dan siap melakukan bantuan hidup dasar. Metode : Penelitian ini adalah non eksperimental menggunakan rancangan penelitian studi statistik analitik dan deskriptif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prodi Kedokteran Universitas Atma Jaya angkatan 2018 dan diambil dengan metode probability sampling, dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan membagikan kuesioner kepada 79 orang responden. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan maret 2022. Hasil penelitian ini dianalisis dengan SPSS menggunakan uji Spearman. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 28 orang (35,4%) memiliki pengetahuan RJP yang baik, dan 52 orang (64,6%) memiliki pengetahuan RJP yang buruk sedangkan untuk kesiapan melakukan bantuan hidup dasar terdapat 73 orang (92,4%) memiliki kesiapan yang baik dan 6 orang (7,6%) memiliki kesiapan yang kurang. Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat lemah (r = 0,013, p = 0,912) antara pengetahuan resusitasi jantung paru dengan kesiapan melakukan bantuan hidup dasar. Kesimpulan : Tidak terdapat korelasi antara pengetahuan resusitasi jantung paru dengan Kesiapan Melakukan bantuan hidup dasar pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prodi Kedokteran Atma Jaya. |