Fungsi media sosial saat ini tidak hanya menjalin komunikasi multiarah antara sesama pengguna, tetapi memampukan pengguna untuk mengangkat isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat dan mengoordinasikan sebuah gerakan dengan memproduksi, membagikan dan mengamplifikasikan pesan di media sosial. Isu-isu sosial tidak muncul sendiri melainkan terdapat aktor yang memunculkan percakapan di media sosial, sehingga dari percakapan tersebut tercipta sebuah isu yang kompleks. Isu sosial dikemas dalam bentuk kampanye dan biasanya berupa tagar yang disebarkan di media sosial, termasuk di Twitter. Salah satu kampanye yang mengangkat sebuah isu sosial adalah Kampanye BTS Love Myself yang telah berlangsung dari tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemimipin opini dalam membangun aktivisme digital pada kampanye BTS Love Myself. Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah Komunikasi Massa, Pemimpin Opini, Aktivisme Digital, dan Media Sosial. Pada penelitian ini, variabel independen adalah variabel pemimpin opini yang dilihat melalui scope of influence, behavior, dan time. Sedangkan variabel dependen adalah aktivisme digital dilihat melalui aksesibilitas, visibilitas, popularitas, dan ekosistem aktivisme digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif eksplanatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dengan menyebarkan kuesioner online kepada 96 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemimpin opini mampu untuk membangun aktivisme digital pada kampanye BTS Love Myself dengan efektif sebesar 45,1% |