Waria rentan memiliki tingkat distres psikologis tinggi. Tingkat distres psikologis dapat menjadi indikator kebutuhan untuk mencari bantuan psikologis. Namun, masih ada waria yang tidak mencari bantuan untuk masalah psikologis yang sedang dialami. Komponen paling dasar dari pencarian bantuan adalah sikap. Tanpa sikap yang positif, kecil kemungkinan individu memiliki intensi mencari bantuan dan melakukan pencarian bantuan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hubungan antara distres psikologis dan pencarian bantuan psikologis sangat tergantung pada konteks partisipan. Pada penelitian ini, konteks partisipan yang diteliti adalah waria di Indonesia. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat distres psikologis dan sikap partisipan terhadap pencarian bantuan psikologis. Desain korelasional digunakan untuk menguji hubungan antara distres psikologis dan sikap terhadap pencarian bantuan psikologis. Tingkat distres psikologis diukur dengan The Hopkins Symptoms Checklist-25 (HSCL-25). Sikap terhadap pencarian bantuan psikologis diukur dengan Inventory of Attitudes Toward Seeking Mental Health Services (IASMHS). Partisipan penelitian berjumlah 117 individu yang mengidentifikasi dirinya sebagai waria dan berada di bawah naungan salah satu yayasan waria di Indonesia. Analisis deskriptif skor HSCL-25 menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan (72%) memiliki tingkat distres psikologis tinggi. Skor IASMHS mengindikasikan bahwa partisipan cenderung memiliki sikap yang positif terhadap pencarian bantuan psikologis (M = 49,795, SD = 10,794). Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara gejala cemas dari distres psikologis dan psychological openness dari sikap terhadap pencarian bantuan psikologis (Rs=-0,182, n=117, p<0,05). Penelitian ini diharapkan dapat mendorong penelitian lanjutan mengenai kondisi kesehatan mental waria serta faktor pendukung dan penghambat waria dalam mencari bantuan psikologis. |