Penerimaan diri adalah kesadaran untuk menerima diri apa adanya. Tingkat penerimaan diri dapat diukur berdasarkan komponen: perasaan sederajat; bertanggung jawab; orientasi keluar diri; berpendirian; menyadari keterbatasan; dan menerima sifat kemanusiaan. Dukungan sosial yaitu pertukaran interpersonal dimana seseorang memberikan pertolongan kepada yang lain. Persepsi terhadap dukungan sosial dapat diukur berdasarkan komponen: Dukungan instrumen (Ketergantungan untuk dapat diandalkan; Bimbingan) dan Dukungan emosional (adanya pengakuan; kelekatan; integrasi sosial; kesempatan untuk merasa dibutuhkan). Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan diri pada remaja, mengetahui persepsi remaja terkait dukungan sosial yang didapatkannya dari pendamping di panti dan mengetahui hubungan antara persepsi terhadap dukungan sosial pendamping dan penerimaan diri pada remaja yang tinggal di Panti Asuhan Abigail Tangerang Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu skala penilaian. Instrumen skala penilaian digunakan untuk mengukur variabel persepsi terhadap dukungan sosial dan variabel penerimaan diri. Instrumen penerimaan diri terdiri dari 60 pernyataan, setelah ujicoba menghasilkan 54 pernyataan valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,965. Instrumen persepsi terhadap dukungan sosial terdiri dari 42 pernyataan, setelah ujicoba menghasilkan 40 pernyataan valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,976. Hasil analisis korelasi antara variabel persepsi terhadap dukungan sosial dan penerimaan diri menghasilkan korelasi sebesar 0,562 dengan ?? value = 0,001 lebih kecil dari taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05. Berdasarkan dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya korelasi positif yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial pendamping panti dan penerimaan diri remaja Panti Asuhan Abigail Tangerang Selatan. Dengan demikian, semakin tinggi persepsi remaja terhadap dukungan sosial pendamping panti, maka semakin tinggi penerimaan diri remaja, dan sebaliknya. Variabel persepsi terhadap dukungan sosial memberikan kontribusi sebesar 31,5% terhadap variabel penerimaan diri. Remaja dapat meningkatkan penerimaan diri dengan berlatih untuk jujur terhadap apa yang ia rasakan, belajar untuk sabar menerima kenyataan hidup, mampu mengelola emosi dengan baik, dan memiliki pemikiran terbuka terhadap suatu hal. Para pendamping panti dapat memperhatikan dukungan emosional yang diberikan kepada para remaja agar dapat membantu peningkatan penerimaan diri. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara lebih sering mengadakan kegiatan di panti asuhan yang melibatkan para pendamping dan remaja di setiap hari libur. Jika melakukan pendekatan per individu dirasa sulit, dapat dilakukan di dalam kelompok kecil terlebih dahulu. Mahasiswa diharapkan melakukan penanganan atau mengembangkan penelitian terhadap komponen penerimaan diri yang mendapatkan skor rata-rata terendah yaitu komponen menerima sifat kemanusiaan. |