Latar belakang penyusunan tugas akhir ini berangkat dari keprihatinan dan pengalaman yang terjadi di tempat tinggal penulis yakni asrama putri St. Bernardus. Asrama ini dikelola oleh komunitas religius yakni suster-suster FSGM yang menjadikan spiritualitas St. Fransiskus Asisi sebagai teladan hidup religius mereka. Mayoritas penghuni asrama ini adalah karyawan sekaligus pelajar. Usia rata-rata mereka sekitar 18-25 tahun dan kebanyakan bersuku Jawa yang berasal dari Lampung, ada juga dari Papua dan NTT. Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menemukan fakta bahwa terdapat ketidakharmonisan dalam persaudaraan hidup berasrama. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini antara lain: perbedaan suku dan umur membuat para anggota asrama sulit untuk saling menyesuaikan diri; perasaan sebagai senior dan yunior sehingga membentuk kelompok-kelompok dalam pertemanan; komunikasi yang kurang baik juga dapat menimbulkan kesalahpahaman di antara anggota asrama. Dalam penulisan tugas akhir ini, metode yang penulis gunakan ialah penelitian empirik/lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang didukung oleh kajian pustaka. Data diperoleh melalui observasi dan proses wawancara. Tujuannya agar penulis mendapatkan gambaran tentang dinamika kehidupan dalam berasrama yang sesuai dengan teladan hidup St. Fransiskus Asisi. Berdasarkan hasil analisis dari data wawancara dan kajian pustaka, para penghuni asrama dirasa perlu menumbuhkan spiritualitas St. Fransiskus Asisi dalam kehidupan berasrama. Berangkat dari analisis tersebut, penulis mengusulkan program katekese berupa rekoleksi yang ditujukan kepada para anggota asrama. Kegiatan rekoleksi ini mengajak para anggota asrama untuk memahami dan meneladani nilai-nilai kehidupan yang ditampilkan oleh St. Fransiskus Asisi dalam hidup persaudaraan. Nilai-nilai hidup tersebut antara lain: kerendahan hati, persaudaraan sejati, dan hidup doa. Spiritualitas ini yang perlu dimiliki oleh para anggota asrama dalam membangun keharmonisan persaudaraan hidup berasrama. |