Latar Belakang: Mahasiswa fakultas kedokteran merupakan salah satu populasi dalam masyarakat dengan angka prevalensi stres yang cukup tinggi. Compulsive Buying Disorder (CBD) termasuk salah satu mekanisme coping terhadap stres. Penelitian mengenai CBD terbanyak hanya berupa pembahasan mengenai gaya hidup dalam ranah ekonomi dan sosiologi. Oleh karena itu, perlunya penelitian mengenai hubungan tingkat stres dan CBD sebagai mekanisme coping. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat stres dan CBD. Metode: Penelitian observasional analitik dengan studi potong lintang (cross sectional) terhadap 107 responden dari mahasiswa preklinik FKIKUAJ. Responden mengisi kuesioner Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS) dan Edward Compulsive Buying Scale Revised (ECBSR) yang dibagikan secara online. Analisis data diuji dengan uji Mann-Whitney. Hipotesis nol ditolak apabila p<0,05. Hasil: Urutan tingkat stres terbanyak pada mahasiswa preklinik FKIKUAJ adalah tingkat stress normal (50,5%) diikuti oleh tingkat stres ringan (24,3%), tingkat stres sangat berat (11,2%), tingkat stres sedang (8,4%), dan tingkat stres berat (5,6%). Mahasiswa preklinik FKIKUAJ yang tergolong CBD adalah sebanyak 25,2%. Analisa antara tingkat stres dan CBD menunjukkan p value = 0,005, karena p value < 0,05 maka tingkat stres memiliki hubungan dengan CBD. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat stres dan CBD pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. |