Latar Belakang: Prevalensi defisiensi vitamin D secara global cenderung meningkat, meskipun dengan rentang angka yang bervariasi. Di Asia Tenggara, prevalensi defisiensi D sekitar 6-70%. Padahal vitamin D memiliki peranan yang penting untuk metabolisme kalsium, kesehatan tulang, fungsi otot, dan memodulasi biosintesis neurotransmiter. Salah satu faktor yang menyebabkan defisiensi vitamin D adalah melanin atau pigmen kulit. Melanin memiliki fotoprotektif yang dapat menghambat sintesis vitamin D pada kulit manusia. Tetapi mekanismenya belum dapat dibuktikan sepenuhnya. Berdasarkan inkonsistensi tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme hubungan melanin dengan kadar vitamin D.
Metode: Penelitian ini merupakaan telaah sistematik yang terdiri dari beberapa tahapan seperti: seleksi data, ekstraksi data, penilaian kualitas literatur, dan sintesis data. Sumber data didapatkan berdasarkan penetapan kriteria inklusi dan eksklusi yang mengambil literatur dengan desain penelitian studi potong lintang, studi kohort, dan eksperimental uji acak terkendali dari tiga sumber literatur: Pubmed, EBSCO, dan Proquest. Literatur yang digunakan memiliki rentang waktu publikasi dari 2010-2020.
Hasil: Ditemukan 14 literatur yang dilakukan sintesis data kualitatif. Dari 14 literatur, 11 literatur diantaranya memiliki hasil yang bermakna (p < 0,05) yaitu ditemukan hubungan antara melanin dengan kadar vitamin D dan tiga literatur memiliki hasil yang tidak bermakna (p > 0,05) yaitu tidak ditemukan hubungan antara melanin dengan kadar vitamin D. Dari 11 literatur yang bermakna, 10 literatur mengatakan orang dengan melanin lebih banyak memiliki kadar vitamin D yang lebih sedikit, sedangkan satu literatur sisanya mengatakan orang dengan melanin lebih banyak bukan berarti memiliki kadar vitamin D yang lebih sedikit.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara melanin dengan kadar vitamin D. |