Latar belakang: Era globalisasi mendorong terjadinya banyak perubahan, salah satunya gaya hidup. Masyarakat saat ini menganut gaya hidup yang lebih menyukai makanan/minuman tinggi kalori dan menghindari aktivitas fisik. Hal ini membuat nilai indeks massa tubuh meningkat secara global. WHO melaporkan 1,9 milyar penduduk mengalami berat badan berlebih dan 650 juta diantaranya obesitas. Berat badan berlebih dan obesitas dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis, seperti hipertensi. Tujuh puluh persen kematian oleh penyakit kardiovaskular berhubungan erat dengan nilai indeks massa tubuh berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh indeks massa tubuh berlebih terhadap kejadian hipertensi primer pada usia 15–59 tahun di Asia. Metode: Merupakan penelitian systematic review dengan pencarian artikel dari tahun 2016–2021 melalui database PubMed, EBSCO, SAGE Journal, Plos One, dan Taylor & Francis dengan kata kunci hipertensi atau tekanan darah tinggi dan indeks massa tubuh. Kualitas studi dan risiko bias ditentukan menggunakan Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal Tools. Hasil: Terdapat 4 artikel yang dianalisis. Semua artikel menunjukkan hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh berlebih dengan kejadian hipertensi primer. Jumlah peserta bervariasi mulai dari 3,271 hingga 53,028 dengan usia minimal 20 tahun, tidak sedang hamil bagi yang wanita, dan tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya. Kesimpulan: Penelitian systematic review ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh berlebih dengan kejadian hipertensi primer pada usia 15–59 tahun di Asia. Peningkatan indeks massa tubuh, baik secara perlahan maupun drastis, dapat meningkatkan risiko kejadian hipertensi di kemudian hari. Usia 20–30 tahun adalah usia yang paling penting dalam menjaga pola hidup sebagai pencegahan kejadian hipertensi primer. Wanita memiliki risiko kejadian hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan pria. |