KECANTIKAN WAJAH IDEAL Uji Validitas Neoclassical Canon sebagai Dasar Estetik Wajah Pada Remaja Akhir di FKIK Atma Jaya
Oleh: Jennifer Electra Dibimbing oleh: Dr. dr. Jimmy F.A. Barus, M. Sc., SpS dan dr. Regina Sp.KK
Latar belakang Pengukuran neoclassical canon merupakan pedoman yang digunakan sebagai penilaian estetik wajah. Pengukuran ini pertama kali digunakan pada zaman Renaissance dan masih diaplikasikan hingga sekarang. Pada remaja dan dewasa muda neoclassical canon sering digunakan sebagai tolak ukur keindahan wajah. Selain itu pengaplikasian neoclassical canon diklaim dapat diaplikasikan pada semua ras,gender, dan usia.
Tujuan Mengetahui apakah neoclassical canon masih relevan dan valid untuk digunakan untuk menilai standar estetik wajah masyarakat di Indonesia terlepas dari asal terciptanya penilaian ini.
Metode Pengukuran antropometri wajah laki-laki dan perempuan di Jakarta akan dilakukan dengan fotogrametri. Hasil pengukuran kemudian akan akan dilakukan Uji t tidak berpasangan. Uji t tidak berpasangan digunakan untuk membandingkan hasil 200 sampel individu warga negara Indonesia dengan rasio dari neoclassical canon.
Hasil penelitian Hasil penelitian kepada seluruh responden berjumlah 200 orang mahasiswa FKIK Atmajaya ditemukan hanya 14.5% responden yang memenuhi kriteria teori Naso-Orbital, 1% responden yang memenuhi kriteria teori Orbital, 0.5% responden yang memenuhi kriteria teori Naso-Oral, dan 0.5% responden yang memenuhi kriteria teori Naso-Facial. Uji Chi dilakukan untuk menunjukan pengaruh gender terhadap penggunaan teori Neoclassical. Hasil menunjukan ada pengaruh gender pada penggunaan 3 teori teori Orbital (p=0.751), Naso-oral(p=0.5), dan Naso facial (p=0.605), sedangkan pada teori Naso-Orbital tidak terpengaruh gender (p=0.007)
Kesimpulan Naso-Orbital canon valid digunakan mahasiswa/I usia 18-22 tahun FKIK Atma Jaya |