Pendahuluan: Aktivitas fisik diketahui dapat menjadi salah satu metode untuk menjaga kesehatan mental seseorang. Namun, munculnya pandemi COVID-19 menyebabkan berkurangnya frekuensi aktivitas fisik seseorang. Banyak literatur yang telah membahas mengenai hubungan aktivitas fisik terhadap gangguan cemas, namun penelitian tersebut belum pernah dilakukan pada mahasiswa fakultas teknik di Indonesia.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat aktivitas fisik selama masa pandemi terhadap tingkat gangguan cemas pada mahasiswa Fakultas Teknik Unka Atma Jaya.
Metode: Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 101 mahasiswa Fakultas Teknik Unika Atma Jaya angkatan 2018-2020. Alat ukur yang digunakan adalah International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) long form Bahasa Indonesia dan kuesioner Generalized Anxiety Disorder 7-item (GAD-7). Analisis data menggunakan metode Kruskall Wallis dengan analisis post-hoc Dunn-Bonferroni dan uji korelasi Spearman.
Hasil: Sebanyak 46 mahasiswa (45,55%) mencapai tingkat aktivitas fisik sedang dan sebanyak 41 orang (40,59%) tidak mengalami gangguan cemas. Ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat gangguan cemas (p-value = 0,004). Ditemukan korelasi negatif yang signifikan pada tingkat aktivitas fisik dan tingkat gangguan cemas (p-value = 0,033; r = -0,213)
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat gangguan cemas pada mahasiswa Fakultas Teknik Unka Atma Jaya angkatan 2018-2020. |