Pendahuluan: Shame proneness merupakan kondisi di mana individu cenderung merasa malu dan bersalah. Orang yang mengalami shame proneness akan melakukan mekanisme untuk menghilangkan rasa malu. Mahasiswa kedokteran yang melakukan tindakan medis yang tidak adekuat dapat menyebabkan miskomunikasi, ketidakpercayaan, malu, dan shame. Shame proneness yang dialami mahasiswa kedokteran dapat menyebabkan terbentuknya gangguan jiwa, seperti Compulsive Buying Disorder. Penderita CBD yang cenderung shame proneness akan menghilangkan rasa shame dengan berbelanja. Kegiatan berbelanja akan meningkatkan mood penderita CBD untuk sementara dan dapat menyebabkan belanja secara berlebihan dan merugikan yang berakibat buruk pada kesehatan mental. Metode: Penelitian menggunakan desain penelitian analitik observasional secara potong lintang pada 107 responden terdiri atas mahasiswa dan mahasiswi preklinik FKIKUAJ angkatan 2018, 2019, dan 2020 yang memiliki status aktif sebagai mahasiswa dan mendatangani informed consent. Kriteria eksklusi responden berupa mahasiswa yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap, mahasiswa yang cuti kuliah, dan yang memiliki gangguan Kesehatan jiwa. Data penelitian didapatkan dengan mengisi TOSCA-3s dan ECBS-R. uji Chi-square digunakan pada seluruh mahasiswa dan mahasiswi preklinik FKIKUAJ. Hasil: Prevalensi shame proneness seluruh mahasiswa preklinik FKIKUAJ adalah sebanyak 83.2%. Prevalensi Compulsive Buying Disorder seluruh mahasiswa preklinik FKIKUAJ adalah sebanyak 40.2 %. Uji Chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara shame proneness dan CBD pada seluruh mahasiswa dan mahasiswi preklinik FKIKUAJ (P-value=0.001). Simpulan: Terdapat Hubungan antara shame proneness dan CBD pada seluruh mahasiswa FKIKUAJ 2018-2020. Mahasiswa yang cenderung shame proneness memiliki risiko 15 kali untuk mengalami Compulsive Buying Disorder dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak cenderung shame proneness. |