Latar belakang: Sejak terjadinya pandemi COVID-19, penggunaan masker menjadi salah satu upaya pencegahan yang dilakukan oleh banyak orang. Pada penelitian di Eropa, prevalensi dermatitis kontak karena sebab apa pun mencapai 20%. Meskipun masih terlaporkan dalam bentuk laporan kasus, angka kejadian dermatitis kontak karena masker diperkirakan akan meningkat selama pandemi COVID-19. Tujuan: Mengetahui hubungan antara penggunaan masker dengan dermatitis kontak selama pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Responden direkrut dengan teknik consecutive sampling terhadap seluruh masyarakat Indonesia berusia dewasa. Responden yang berpartisipasi mengisi kuesioner daring yang dibuka selama bulan Januari hingga Maret 2021. Dari 1.212 responden yang menjawab kuesioner, 1.058 responden memenuhi kriteria untuk pengolahan data. Hasil penelitian: Prevalensi dermatitis kontak pada responden penelitian ini adalah sebesar 2,2%. Risiko terjadinya dermatitis kontak alergi berasosiasi dengan penggunaan masker lebih dari 4 jam (OR = 6,479, 95% CI 1.772 – 23.691) dan kebiasaan penggunaan masker yang kurang tepat (OR = 4.518, 95% CI 1.456 – 14.022). Kedua hal ini juga meningkatkan kecenderungan terjadinya dermatitis kontak iritan meski tidak bermakna secara statistik (OR = 3,368, 95% CI 0,979 – 11,582); OR = 2,669, 95% CI 0,699 – 10,188). Jenis masker tidak terbukti secara signifikan berasosiasi dengan dermatitis kontak alergi maupun iritan. Kesimpulan: Durasi penggunaan masker yang berkepanjangan dan kebiasaan penggunaan masker yang tidak tepat terbukti meningkatkan risiko terjadinya dermatitis kontak, khususnya dermatitis kontak alergi. |