Latar Belakang: Kenaikan jumlah anak dengan perawakan pendek di dunia dan Indonesia menjadi isu kesehatan utama. Adanya dampak secara langsung yang irreversible mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak, khususnya gangguan perkembangan koordinasi (GPK).
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perawakan pendek dengan GPK pada anak usia 6 – 8 tahun di Kota Cirebon tahun 2021.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi potong lintang. Sampel penelitian terdiri dari orang tua dan anak usia 6 – 8 tahun yang mengisi kuesioner secara daring. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2021. Data penelitian diperoleh dengan mengisi data antropometri (tinggi badan), kuesioner DCDQ 2007 dan DCDDaily-Q.
Hasil: Dari total 172 responden yang berpartisipasi, didapatkan anak dengan GPK sebanyak 37 anak (21,5%) berdasarkan DCDQ 2007, 75 anak dengan GPK (43,6%) berdasarkan DCDDaily-Q dan 19 anak dengan GPK (11,0%) berdasarkan gabungan kuesioner DCDQ 2007 dan DCDDaily-Q. Uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara perawakan pendek terhadap GPK berdasarkan kuesioner DCDQ 2007 (p = 0,111), DCDDaily-Q (p = 0,886) dan gabungan DCDQ 2007 dan DCDDaily-Q (p = 0,413).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara perawakan pendek terhadap GPK pada anak usia 6 – 8 tahun di Kota Cirebon tahun 2021. |