Anda belum login :: 27 Nov 2024 18:36 WIB
Detail
ArtikelKisah di Balik Layar "Soegija"  
Oleh: Sabdo, A. Benny
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Hidup: Mingguan Umat Beriman vol. 66 no. 22 (May 2012), page 10-13.
Topik: Mgr Albertus Soegijapranoto SJ; Film Soegija; Romo Kanjeng
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: HH11.169
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: H3.2
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelFilm ini ingin melukiskan kisah-kisah kemanusiaan di masa perang kemerdekaan bangsa Indonesia (1940-1949). Tokoh utama dalam film ini adalah Mgr. Alb. Soegijapranata SJ (diperankan Nirwan Dewanto). Baginya, kemanusiaan itu satu, kendati berbeda bangsa, asal-usul, dan ragamnya. Dan, perang adalah kisah terpecahnya keluarga besar manusia. Ketika Jepang datang ke Indonesia (1942), Mariyem (Annisa Hertami) terpisah dari Maryono (Abe), kakaknya. Ling Ling (Andrea Reva) terpisah dari ibunya (Olga Lydia). Keterpisahan itu tidak hanya dialami oleh orang-orang yang terjajah, tetapi juga oleh para penjajah. Nobuzuki (Suzuki), seorang tentara Jepang dan penganut Buddhist, tidak pernah tega terhadap anak-anak, karena ia juga punya anak di Jepang. Robert (Wouter Zweers), seorang tentara Belanda yang selalu merasa jadi perang yang hebat, akhirnya juga disentuh hatinya oleh bayi tak berdosa yang ia temukan di medan perang. Ia pun rindu pulang, ia rindu pada ibunya. Ditengah perang pun Hendrick (Wouter Braaf) menemukan cintanya yang tetap tak mampu ia miliki karena perang. Soegija ingin menyatukan kembali kisah-kisah cinta keluarga besar kemanusiaan yang sudah terkoyak oleh kekerasan perang dan kematian.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)