Ibu bekerja memiliki tantangan yang besar, karena terdapat risiko yang harus dihadapi, seperti terbengkalainya keluarga akibat pekerjaan, timbulnya konflik peran, waktu terkuras untuk bekerja, dan memiliki sedikit waktu bersama anak. Ibu berperan ganda seringkali merasa sedih dan bersalah karena tidak dapat mendampingi perkembangan anak akibat bekerja. Anak berusia dini seringkali dianggap sulit diatur dan bermasalah. Untuk mencegah penularan COVID-19 yang telah merebak sejak awal tahun 2020, pemerintah mengeluarkan berbagai aturan, salah satunya adalah penetapan work from home (WFH) bagi perusahaan. Salah satu tantangan ibu bekerja selama melakukan WFH adalah sulit mencapai work-life balance. Work-life balance merupakan pandangan individu terhadap keseimbangan dan keterlibatan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, untuk mencapai tujuan dengan konflik yang minimal antara keduanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran work-life balance ibu yang melakukan WFH, WFO, atau mixed saat pandemi COVID-19. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Karakteristik dalam penelitian ini adalah ibu bekerja, melakukan kebijakan WFH, WFO, atau mixed, memiliki anak usia dini, dan berdomisili di DKI Jakarta. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 127 partisipan. Data partisipan dikumpulkan dengan mengisi kuesioner Work/Nonwork Interference and Enhancement Scale. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji normalitas Shapiro-Wilk. Secara umum, untuk domain WIPL, 49.61% peserta berada pada kategori tinggi, sedangkan 50.39% pada kategori rendah. Untuk domain PLIW, 58.27% peserta berada pada kategori tinggi, sedangkan 41.73% pada kategori rendah. Partisipan yang berada pada kategori tinggi pada domain WEPL sebanyak 51.18%, dan rendah 48.82%. Terakhir, peserta yang berada pada kategori tinggi pada domain PLEW sebesar 51.97%, dan sisanya pada kategori rendah (48.03%). |