Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh dan dukungan sosial dari orang tua third culture kids pada masa adaptasi di luar negeri. Third Culture Kids (TCK) merupakan seseorang yang selama masa perkembangannya, tinggal dan dibesarkan di luar kebudayaan atau negara asal orang tuanya selama paling sedikit setahun (Pollock & Pollock, 2017). Pekerjaan orang tua dengan mobilitas tinggi seperti Perwakilan Diplomatik Indonesia, dapat memberikan pengaruh pada kehidupan TCK. Anak dapat ikut serta dalam penempatan kerja orang tua, berkenalan dengan berbagai budaya baru, dan melakukan adaptasi. Keberhasilan proses adaptasi anak dapat dilihat dari sikap orang tua dalam mengasuh anak sejak dini. Pada waktu-waktu sulit dalam proses adaptasi, anak sangat membutuhkan dukungan sosial dari orang tua. Terdapat empat pola asuh menurut Santrock (2019) yang menggambarkan aspek-aspek berbeda dalam kehidupan anak, yaitu authoritarian, authoritative, neglectful dan permissive. Dalam proses adaptasi TCK, terdapat empat dukungan sosial yang dapat diberikan oleh orang tua yaitu, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan penghargaan, dan dukungan informatif (Sarafino, 2010). Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan data. Partisipan penelitian berjumlah tiga orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik partisipan adalah seorang Adult Third Culture Kids (ATCK) atau TCK yang sudah beranjak dewasa, serta memiliki pengalaman tinggal di luar negeri karena pekerjaan orang tua yang merupakan seorang Perwakilan Diplomatik Indonesia. Peneliti merancang pertanyaan wawancara dengan melihat dimensi dari masing-masing variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari tiga partisipan memiliki orang tua dengan pola asuh Authoritative, dan partisipan lainnya memiliki orang tua dengan pola asuh Authoritarian. Orang tua dari seluruh partisipan memberikan dukungan emosional, instrumental, dan penghargaan kepada anak mereka dalam proses adaptasi terlepas dari pola asuh yang mereka terapkan. Namun terdapat perbedaan pada partisipan terakhir karena adanya pemberian dukungan informatif dari orang tua partisipan. Ketiga orang tua partisipan tidak begitu mengerti proses adaptasi yang dilewati oleh anak mereka, sehingga mereka kurang dapat memberikan saran atau pengarahan. Para partisipan cenderung tertutup dan lebih memilih menjalani masa adaptasi sendiri tanpa bercerita pada orang tua. |