Latar belakang : Rokok konvensional diketahui dapat menyebabkan terbentuknya atherosclerosis akibat perubahan pada profil lipid dan viskositas darah. Dewasa ini, penggunaan rokok elektronik kian meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perubahan profil lipid dan kejadian polisitemia sekunder akibat penggunaan rokok konvensional dan rokok elektronik.
Metode : Pada penelitian ini, 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague dawley, usia 10-12 minggu dengan berat bedan 150-250 gram dibagi ke dalam 5 kelompok penelitian yang terdiri dari kelompok kontrol, kelompok paparan asap rokok konvensional selama 2 minggu dan 4 minggu, dan kelompok paparan uap rokok elektronik selama 2 minggu dan 4 minggu. Dosis paparan asap rokok konvensional dan uap rokok elektronik adalah 240 cc per hari. Ptofil lipid dan parameter hematologi penanda polisitemia sekunder akan dianalisis dengan menggunakan automatic spectrophotometer dan hematology analyzer.
Hasil : Ditemukan penurunan kadar HDL darah yang signifikans pada kelompok dengan paparan uap rokok elektronik selama 2 minggu dibandingkan dengan kelompok kontrol, kelompok paparan uap rokok elektronik selama 2 minggu, dan kelompok paparan asap rokok konvensional selama 2 minggu dan 4 minggu (p<0.05). Tidak ditemukan perbedaan kadar trigliserida, LDL, kolesterol total, jumlah eritrosit, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin darah antara keempat kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p>0.05).
Kesimpulan : Jenis rokok serta durasi paparan asap rokok berpengaruh terhadap derajat perubahan profil lipid. Pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh paparan asap rokok konvensional ataupun uap rokok elektronik terhadap kejadian polisitemia sekunder. |