Kecurangan laporan keuangan adalah salah satu fenomena yang masih menjadi fokus penting di Indonesia. Keberadaan Association of Certified Fraud Examiners Indonesia Chapter menunjukkan perhatian dalam penanganan fraud. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hasil analisis faktor-faktor pendeteksi Fraudulent Financial Reporting dengan pendekatan teori fraud pentagon. Teori fraud pentagon terdiri dari lima faktor yang menjadi risiko terjadinya kecurangan. Teori fraud pentagon dikembangkan dari teori fraud triangle. Kelima faktor tersebut adalah tekanan, kesempatan, rasionalisasi, kompetensi, dan arogansi. Pengukuran dari setiap faktor dalam fraud pentagon dengan variabel khusus yaitu stabilitas keuangan, tekanan eksternal, target keuangan, pengawasan yang tidak efektif, pergantian auditor, pergantian direktur, dan gambar/foto presiden direktur. Fraudulent Financial Reporting diukur dengan Beneish MScore. Penelitian ini mengunakan sampel 44 perusahaan sektor keuangan subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2020. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder dari laman web Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data menggunakan analisis regresi logistik berganda, dimana pengolahannya dibantu oleh program SPSS 25. Hasil dari penelitian ini adalah faktor yang memiliki probabilitas dapat mendeteksi fraudulent financial reporting adalah target keuangan sedangkan faktor yang tidak memiliki probabilitas dapat mendeteksi fraudulent financial reporting adalah stabilitas keuangan. |