WHO memperkirakan kejadian katarak di dunia hampir 18 juta orang. Terapi utama dari katarak sendiri adalah operasi yang sering kali dikaitkan dengan terjadinya dry eye syndrome, dimana untuk tindakan fakoemulsifikasi mempunyai prevalensi lebih tinggi untuk terjadinya dry eye syndrome. Hubungan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan lebar insisi pada tindakan operasi katarak. Kemudian, untuk metode SICS mempunyai insisi yang lebih lebar daripada fakoemulsi, sehingga dapat menyebabkan proses inflamasi dan trauma yang dapat mengganggu fungsi lapisan air mata dan dapat menyebabkan dry eye syndrome. |