Anda belum login :: 23 Nov 2024 09:29 WIB
Detail
BukuPerubahan Derajat Fibrosis Dengan Nilai Aspartate to Aminotransferase to Platelet Ratio Index(APRI) Pada Pasien Hepatitis B Kronik Dengan HBeAg Positif dan HBeAg Negatif yang Mendapat Terapi Antivirus (dalam Kongres Nasional XVI PGI-PEGI Manado 2013)
Bibliografi
Author: Tenggara, Riki ; Simadibrata, Marcelus ; Lesmana, C. Rinaldi A. ; Sanitiyoso S., Andri ; Hasan, Irsan ; Gani, Rino A.
Topik: JABFUNG-FKIK-RTG-2021-17
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI), PEGI     Tempat Terbit: Manado    Tahun Terbit: 2013    
Jenis: Poster - pada seminar nasional
Fulltext: B-17 Dokumen REV.pdf (2.1MB; 2 download)
Abstract
Pendahuluan
Pengobatan antivirus dan pencegahan perburukan penyakit hati merupakan tantangan utama dalam penatalaksanaan HBK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan derajat fibrosis dengan menggunakan APRI pada pasien Hepatitis B kronik dengan HBeAg positif dan HBeAg negative yang mendapat obat minimal 12 bulan.
Metodologi penelitian
Penelitian ini adalah studi before-and-after treatment dengan melihat perubahan fibrosis hati dengan menggunakan perhitungan APRI antara sebelum dan sesudah terapi. Pasien hepatitis B kronik yang pernah menjalani APRI awal dan menjalani terapi antivirus setelah satu tahun dilakukan pemeriksaan APRI ulang.
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian pada 41 pasien HBV kronik, didapatkan 23 pasien dengan HBeAg positif dan 18 pasien dengan HBeAg negative. Hasil APRI yang didapat dari pasien mempunyai distribusi yang tidak normal dan nilai median APRI awal pada pasien HBeAg (+) adalah 11,3 (0,21-14,25). Pada pasien HBeAg (-) adalah 10,6 (0,20-21,12). Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara nilai APRI sebelum terapi. Median APRI pada HBeAg (+) setelah terapi antivirus adalah 0,39 dengan rentang antara 0,18-1,69. Median APRI pada HBeAg (-) setelah terapi antivirus adalah 0,60 (0,12-2,00). Terdapat penurunan nilai APRI yang bermakna antara sebelum dan sesudah terapi antivirus 12 bulan pada pasien HBV baik dengan e-antigen positif maupun e-antigen negatif (p<0,001). Pada pasien HBV dengan e-antigen negative nilai APRI lebih tinggi dibandingkan dengan e-antigen positif, tetapi secara statistic kedua tidak ada perbedaan bermakna pada pasca terapi antara HbeAg positif dan HbeAg negatif.
Diskusi
Chrysantos dan kawan-kawan dalam peneltiian yang mengiktsertakan pasien hepatitis C kronik dan hepatitis B kronik dengan HBeAg negative memperlihatkan bahwa APRI secara signifikan berasosiasi dengan luasnya derajat fibrosis tetapi tidak dapat mengklasifikasikan secara tepat pada 40%-65% pasien dengan hepatitis C kronik maupun B kronik. Liu dan kawan-kawan meneliti 444 pasien Hepatitis B secara retrospektif. Hasilnya adalah sensitivitas 72,34%, spesifisitas 86,73%, ROC 0,769 (0,711-0,827) pada nilai cut-off 0,40 (p<0,001). Liu menyarankan pemeriksaan penanda serum ini efektif dalam menilai fibrosis hati yang signifikan dan dilakukan secara serial.
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Derajat kekakuan hati yang diukur dengan transient elastography turun secara bermakna setelah terapi antivirus 12 bulan pada pasien hepatitis B kronik baik yang e-antigen positif maupun e-antigen negative. Tetapi perubahan derajat kekakuan hati sebelum dan sesudah terapi antivirus 12 bulan tidak dipengaruhi.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)