Aluminium dan paduannya memiliki berat atom rendah, rasio kekuatan terhadap kerapatan tinggi, keuletan tinggi, dan merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Namun demikian, meskipun aluminium memiliki lapisan oksida yang stabil pada permukaan logamnya, aluminium mengalami korosi sumuran yang parah dengan adanya media agresif seperti ion klorida. Korosi dapat mengakibatkan penurunan sifat mekanik material atau bahkan merusak. Oleh karena itu, aluminium yang digunakan sebagai sarana cairan yang mengandung klorida diperlukan penambahan suatu inhibitor yang berfungsi untuk memproteksi aluminium dari korosi. Inhibitor korosi umumnya berupa senyawa organik sintetik yang tidak dapat terurai secara hayati, beracun dan berbahaya bagi lingkungan manusia. Penelitian sekarang sudah menuju ke arah penggunaan inhibitor alami agar tidak merusak lingkungan dalam menghambat laju korosi. Pati jagung dipilih karena memenuhi persyaratn sebagai inhibitor serta ketersediaan di pasaran yang cukup banya. Pengujian korosi dilakukan dengan alternate immersion testing, sesuai dengan standar ASTM G44-99, pada konsentrasi pati jagung 4g/L dan 8g/L. Laju korosi diukur menggunakan weight loss analysis dan efisiensi inhibitor diukur menggunakan perbandingan kehilangan berat. Penggunaan inhibitor pati jagung mampu meningkatkan ketahanan korosi Al 6061 yang dapat dilihat dari penurunan laju korosi sebesar 68,3% dan 80,45% pada masing-masing konsentrasi 4g/L dan 8g/L. Penngkatan penggunaan inhibitor pati jagung 2 kali lebih banyak ternyata hanya meningkatan laju korosi sekitar 12%. Efisiensi dari inhibitor pati jagung meningkat dari 71,43% menjadi 85%, seiring dengan peningkatan konsentrasi dari inhibitor dalam larutan korosif dari 4g/L menjadi 8g/L. Mekanisme pembentukan lapis batas oleh inhibitor pati jagung,terjadi karena daya ikat antar ion H+ dan O2 yang terkandung dalam pati jagung dengan permukaan Al 6061. Peluang penelitian lanjutn masih terbuka lebar dalam pemanfaatan pati jagung sebagi inhibitor. |