| Globalisasi Perdagangan membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif yang mungkin terjadi adalah produk impor sejenis yang justru malah membanjiri pasar dalam negeri. Hal ini akan mempengaruhi keberlangsungan industri dalam negeri dan merugikan produsen nasional. Untuk mengamankan kegiatan ekspor impor dan untuk melindungi Industry dalam negeri, WTO sebagai organisasi perdagangan dunia berdasarkan pasal XIX GATT 1994 mengizinkan untuk suatu negara menerapkan emergency actions. Di Indonesia, terjadi Lonjakan Impor pada produk baja I dan H section dari baja paduan lainnya pada Mei 2017 – April 2020 dengan pangsa pasar yang dikuasai dari RRT. Dampak dari lonjakan impor ini dirasakan oleh PT Gunung Raja Paksi, Tbk sebagai produsen dalam negeri dengan proporsi produksi terbesar di Indonesia. Sehingga, PT Gunung Raja Paksi, Tbk berdasarkan pasal 72 Peraturan Pemerintah no. 34 tahun 2011 tentang Tindakan Anti Dampik, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan melakukan permohonan ke KPPI untuk memperpanjang Tindakan Pengamanan Perdagangan bagi produk I dan H section dari baja paduan lainnya. Metode penelitian hukum yang digunakan adalah Yuridis Empiris dengan menggunakan data primer dan data sekunder lalu data tersebut dianalisis secara kualitatif dan hasil penelitian yang telah dilakukan Penulis adalah lonjakan impor yang terjadi pada Produk I dan H section dari baja paduan lainnya dengan pada Mei 2017 — April 2020 di Indonesia telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya Tindakan Pengamanan Industri dalam Negeri dari Lonjakan Impor (safeguards) |