Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan abad 21 yang wajib dikuasai oleh siswa. Untuk menjadi seorang yang berpikir kritis, maka harus dimulai dengan adanya kebiasaan untuk memiliki sikap berpikir kritis yang ditanamkan sejak SD. Sikap berpikir kritis ditandai dengan melakukan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Sikap berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA dengan melibatkan pembelajaran yang dapat membangun pemahaman siswa sendiri. Dengan demikian, diperlukan sebuah model pembelajaran, yaitu multiliterasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan pembelajaran multiliterasi dan mengetahui pengaruh pembelajaran multiliterasi terhadap sikap berpikir kritis siswa kelas V SD Strada Budi Luhur 1. Penelitian ini melibatkan 25 siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen dan 28 siswa kelas VC sebagai kelas kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis quasi experimental dan tipe non-equivalent control group design. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket sikap berpikir kritis dan lembar panduan observasi, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis data kuantitatif dengan bantuan IBM SPSS 25. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran multiliterasi di SD Strada Budi Luhur 1 melibatkan 4 keterampilan siswa (membaca, menulis, berbicara akuntabel, dan menggunakan teknologi), serta menggunakan 5 tahap/siklus pembelajaran yaitu melibatkan, merespon, elaborasi, meninjau ulang, dan mempresentasi. Sementara, pada hasil uji t dengan Independent Sample T-Test diperoleh thitung sebesar 7,573 dan ttabel sebesar 2,00758, sehingga thitung > dari ttabel. Maka dapat diketahui bahwa pembelajaran mulititerasi berpengaruh signifikan terhadap sikap berpikir kritis siswa kelas V dengan peningkatan kelas eksperimen yang termasuk kategori sedang berdasarkan hasil uji N-gain (skor 0,56). Terdapat juga perbedaan nilai rata-rata post-angket sebesar 10,0629, dimana kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata 88,92 dan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 78,8571. Selain itu, terdapat juga perbedaan sikap berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilihat dari setiap indikatornya sebesar 9%. |