Anda belum login :: 23 Nov 2024 01:13 WIB
Detail
ArtikelAktivitas Antifungal Minyak Atsiri Jinten Putih Terhadap Candida Parapsilosis ss25, C. Orthopsilosis nn14, C. Metapsilosis mp27, dan C. Etchellsii mp18  
Oleh: Ridawati ; Jenie, Betty Sri Laksmi ; Djuwita, Ita ; Sjamsuridzal, Wellyzar
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Makara Seri Sains vol. 15 no. 1 (Apr. 2011), page 58-62.
Topik: Antifungal; Candida; Cumin Oil; Cuminum Cyminum; Mystatin
Fulltext: 879-1789-1-SM.pdf (168.67KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: MM65
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelSalah satu rempah-rempah di Indonesia yang digunakan sebagai bumbu dan juga sebagai obat tradisional adalah biji jinten putih (Cuminum cyminum) yang mengandung minyak atsiri (Cumin oil) dan telah dilaporkan memiliki sifat antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifungal minyak atsiri biji jinten putih terhadap empat spesies khamir hasil isolasi dari produk pangan dan diidentifikasi pada daerah ITS yaitu Candida parapsilosis SS25, C. orthopsilosis NN14, C. metapsilosis MP27, C. etchellsii MP18. Pengujian aktivitas antifungal dilakukan menggunakan metode difusi medium padat dengan cakram dan metode kontak langsung, nistatin digunakan sebagai kontrol positif. Minyak atsiri yang diperoleh dari distilasi uap biji jinten putih memiliki rendemen 2,5-3,0%, tidak berwarna atau berwarna kuning muda. Hasil analisis GC-MS dari minyak atsiri jinten putih menunjukkan 12 puncak yang terdiri dari benzaldehida/kuminaldehida (35,44%), ?-simen (34,77%), ß-pinen (15,08%), ?-terpinen (8,15%). Beberapa monoterpen lainnya terdeteksi sebagai a-thujen/a-pelandren, a-pinen, trans-limonen, cis-limonen, dan senyawa golongan alkena seperti pentilsikloheksena dan sikloheksena serta eter (apiol). Hasil pengamatan uji antifungal menunjukkan bahwa seluruh khamir uji memberikan respon sensitif terhadap minyak atsiri jinten putih dengan radius zona hambat 13,4-16,5 mm. Minyak atsiri jinten putih dapat menghambat pertumbuhan khamir uji dengan nilai MIC 0,028-0,042% dan nilai MFC 0,09%-0,14%. Minyak atsiri jinten putih memiliki aktivitas antifungal yang sangat kuat dibandingkan dengan nistatin, nilai MIC dan MFC nistatin yaitu 0,40-0,50% dan 3,0-4,0%.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)