Masalah akademik dapat dialami oleh semua siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang disebabkan oleh banyak faktor. Berbagai masalah akademik yang tidak dapat tertangani dengan baik akan berujung pada stres, dimana dalam konteks akademik disebut dengan stres akademik. Salah satu faktor yang diduga dapat menimbulkan stres akademik adalah kemampuan self-regulated learning dalam menghadapi tuntutan akademik. Self-regulated learning merupakan kemampuan individu dalam mengatur kognisi, motivasi, perilaku dan perasaannya dalam merancang dan menentukan target dalam rangka mencapai prestasi belajar yang optimal. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui hubungan antara self-regulated learning dengan stres akademik. Subjek penulisan ini adalah siswa kelas VIII SMP Kolese Kanisius Jakarta yang berjumlah 168 siswa. Penulisan ini menggunakan metode penulisan korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen skala penilaian untuk mengukur variabel stres akademik dan self-regulated learning. Hasil analisis deskriptif variabel stres akademik adalah 5,95% responden mengalami stres akademik pada kategori tinggi, 47,62% pada kategori sedang, dan 46,43% pada kategori rendah. Pada variabel self-regulated learning, diperoleh data 41,67% responden memiliki kemampuan self-regulated learning pada kategori tinggi, 57,14% pada kategori sedang, dan 1,19% pada kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis korelatif menggunakan SPSS 21.0, ditemukan besarnya korelasi antara self-regulated learning dengan stres akademik adalah -0,254 dengan sig. 0,02. Sig. 0,02 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan adanya hubungan negatif dan signifikan antara self-regulated learning dengan stres akademik pada siswa kelas VIII SMP Kolese Kanisius Jakarta. Hasil ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat self-regulated learning siswa, resiko stres akademik yang dialami akan semakin rendah. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat self-regulated learning siswa, resiko stres akademik yang dialami akan semakin tinggi. Self-regulated learning ini memberikan kontribusi sebesar 6,5% terhadap stres akademik. Penulis memberikan saran terutama kepada guru BK untuk memberikan layanan Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan self-regulated learning untuk meminimalisir kecenderungan stres akademik yang mungkin terjadi. |