Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:32 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Penerimaan Diri Ayah Suku Batak Toba yang Memiliki Anak Pertama dengan Down Syndrome dalam Menjalankan Nilai 3H (Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon)
Bibliografi
Author:
Pandia, Weny Savitry Sembiring
(Advisor);
Salomo, Dyllan Eljulio
Topik:
Penerimaan Diri
;
Suku Batak Toba
;
Ayah
;
Hamoraon
;
Hagabeon
;
Hasangapon
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2021
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
Dyllan Eljulio Salomo_Undergraduate Thesis_2021.pdf
(845.04KB;
12 download
)
201707000011_Dyllan Eljulio Salomo_Lembar Administrasi.pdf
(646.87KB;
1 download
)
Abstract
Seorang ayah suku Batak Toba memiliki peran untuk menjalankan nilai 3H (Hamoraon, Hagabeon, dan Hasangapon) agar dapat dicapai oleh anak-anak mereka, khususnya kepada anak pertama yang akan meneruskan garis keturunannya. Nilai 3H sendiri adalah nilai yang sangat dipegang teguh dan merupakan wujud dari tercapainya sahala (kewibawaan hidup, kekayaan akan harta benda dan keturunan, serta kemuliaan) yang sangat dicita-citakan masyarakat suku Batak Toba. Namun, hal tersebut dapat menjadi kendala bagi sang ayah ketika anak mereka terlahir dalam kondisi memiliki kebutuhan khusus seperti down syndrome. Perlu adanya penerimaan diri dari sang ayah untuk menerima keadaan dirinya sebagai seorang ayah suku Batak Toba yang memiliki anak pertama dengan down syndrome. Hal ini bertujuan agar anak mereka dapat tumbuh kembang dengan baik dan dapat mencapai bintangnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerimaan diri ayah suku Batak Toba yang memiliki anak pertama dengan down syndrome dalam menjalankan nilai 3H.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dengan pertanyaan yang bersifat open-ended. Jumlah partisipan penelitian ini adalah dua ayah suku Batak Toba yang berusia 35 dan 52 tahun dimana kedua partisipan memiliki anak pertama dengan down syndrome. Penelitian dilakukan secara daring dan menggunakan metode video call via Zoom sesuai dengan kondisi pandemi COVID-19.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kedua partisipan telah mencapai penerimaan diri di tengah menjalankan nilai 3H. Hal ini dikarenakan adanya sudut pandang yang positif dalam memaknai ketiga nilai tersebut, yang secara tidak langsung berpengaruh pada penerimaan diri mereka. Tidak hanya itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi penerimaan diri kedua partisipan, yaitu: usia, keyakinan atau kepercayaan, dukungan dari keluarga besar, dan status perkawinan yang harmonis.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.15625 second(s)