Pandemi Covid-19 adalah penyebaran virus Covid-19 secara global yang dapat menginfeksi banyak orang dengan mudah. Dengan adanya pandemi, Indonesia mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), termasuk meliburkan sekolah. Orangtua yang memiliki anak usia dini menganggap tidak perlu mendaftarkan anaknya ke sekolah karena dilakukan secara online, sehingga mereka perlu melakukan pembelajaran di rumah. Namun, ibu bekerja memiliki potensi kelelahan karena peran gender. Parenting self-efficacy berpengaruh terhadap kemampuan ibu untuk melakukan pembelajaran di rumah. Parenting self-efficacy adalah penilaian orangtua terhadap kemampuan mereka sebagai orangtua atau persepsi mengenai kemampuan mereka untuk memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah mencari tahu gambaran parenting self-efficacy pada masa pandemi Covid-19 pada ibu bekerja yang memiliki anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian melibatkan tiga partisipan yang merupakan seorang ibu bekerja, memiliki anak usia dini dengan rentang usia 2 – 6 tahun, anak yang tidak sedang menempuh pendidikan anak usia dini (PAUD), dan anak yang tidak memiliki gangguan perkembangan secara klinis. Purposive sampling dengan teknik homogeneous sampling digunakan untuk memilih partisipan. Pengambilan data dilakukan dengan metode semi-structured interview dan dilakukan secara online. Kredibilitas data diperoleh dengan melakukan member checking kepada partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan dapat menggambarkan parenting self-efficacy dengan berbagai variasi perilaku. Penilaian diri yang menonjol pada konteks pandemi adalah pada dimensi achievement, recreation, dan health. Partisipan merasa mampu menggantikan peran institusi pendidikan formal dengan metode yang berbeda-beda, seperti memberi stimulus kognitif sendiri atau memanggil guru les privat. Partisipan juga berupaya untuk mendukung perkembangan sosial anak dengan cara yang berbeda-beda, meskipun terdapat keterbatasan karena kondisi pandemi. Upaya tersebut di antaranya adalah mempertemukan anak dan teman sebaya di lingkungan sekitar rumah, anggota keluarga di luar rumah, serta menjadi “teman” bagi anak-anaknya. Variasi perilaku partisipan dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki. |