Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:03 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Tahapan Penerimaan Diri Orang Tua yang memiliki Anak Laki-laki dengan Autism Spectrum Disorder Studi pada Keluarga dengan Budaya Patrilineal
Bibliografi
Author:
Wirastari, Maria
(Advisor);
Pangesti, Dinda
Topik:
penerimaan diri
;
orang tua
;
anak laki-laki
;
autisme
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2021
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis - Abstract of Undergraduate Thesis
Fulltext:
2015070002_Dinda Pangesti_LembarAdministrasi.pdf
(359.46KB;
4 download
)
Undergraduate Theses 2021_Dinda Pangesti.pdf
(487.29KB;
15 download
)
Abstract
Kehadiran anak dengan ASD dapat menimbulkan berbagai reaksi bagi orang tua maupun masyarakat. Orang tua yang tidak dapat menerima kondisi anaknya dapat menghambat perkembangan anak serta dirinya. Dalam budaya tertentu, kehadiran anak dengan ASD dapat dianggap suatu hal yang menyedihkan. Selain itu, dalam budaya patrilineal kehadiran anak laki-laki merupakan suatu hal yang ditunggu. Namun jika anak laki-laki mengalami ASD, dimana mengalami keterbatasan sosialisasi dan interaksi dengan individu lain. Dengan demikian penerimaan diri orang tua terhadap kondisi anaknya dapat menjadi lebih sulit.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan naratif. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan one-on-one interview. Teknik sampel yang digunakan adalah purposeful sampling dengan jumlah partisipan dua pasang suami-istri yang memiliki anak laki-laki ASD dan menganut budaya patrilineal. Panduan wawancara mengacu pada lima tahapan penerimaan diri milik Kubbler-Ross kemudian dianalisis menggunakan thematic analysis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua pasang partisipan merasa tidak percaya dan bingung saat mengetahui kondisi anak. Pasangan partisipan pertama mengalami perasaan marah terhadap dirinya sendiri dan berharap dapat dicegah, sedangkan pasangan partisipan kedua tidak menyalahkan dan tidak berpikir untuk diubah. Perasaan cemas dan kegusaran yang berlarut hanya dialami oleh salah satu partisipan saja. Kedua pasang partisipan mendukung perkembangan anaknya dengan berusaha memenuhi kebutuhannya. Orang tua memfasilitasi diri melalui sharing dan mengikuti komunitas. Pemahaman diri, realistis, sikap orang sekitar, pengaruh keberhasilan yang dialami merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri. Walaupun menganut budaya patrilineal, namun kedua partisipan menyadari dan memahami kondisi anaknya. Sedangkan pihak keluarga memiliki peran untuk menguatkan dan menenangkan.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.359375 second(s)