Latar belakang: Tiap orang mempunyai preferensi diurnal, siklus bangun-tidur, dan kewaspadaan / alertness yang berbeda, hal ini disebut dengan kronotipe. Kronotipe terdiri dari 3 tipe, yaitu pagi, malam, dan tengah. Mahasiswa dengan kronotipe malam biasa tetap dipaksa untuk mengikuti jadwal akademis standar di pagi hari sehingga waktu tidurnya terpotong. Masalah ini dapat berakibat pada rendahnya indeks prestasi karena kualitas tidur merupakan faktor yang memengaruhi pencapaian akademik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kronotipe dengan indeks prestasi pada mahasiswa fakultas kedokteran.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan potong lintang komparatif pada 102 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Seluruh data diri, indeks prestasi, dan kronotipe diambil menggunakan google form. Kuesioner kronotipe dan karakteristik tidur yang digunakan adalah Munich ChronoType Questionnaire (MCTQ) dengan menghitung pertengahan waktu tidur pada hari libur dan hutang tidur. Data diuji menggunakan chi square, t-test tidak berpasangan, dan regresi logistik biner.
Hasil: Dari 102 responden, diperoleh hasil kronotipe malam 44,1% responden, kronotipe pagi 31,4% responden, dan kronotipe tengah 24,5% responden. Mahasiswa yang memiliki indeks prestasi diatas sama dengan tiga 65,7% dan dibawah tiga 34,4%. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara kronotipe dengan indeks prestasi semester 1, 2, 3 dan kumulatif 3 (p > 0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kronotipe dengan indeks prestasi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Angkatan 2018. |